Pernyataan itu disampaikan Retno dalam pertemuan bertajuk The Situation in Gaza and the Implementation of the Two-State Solution as a Path to a Just and Comprehensive Peace di Markas PBB, New York, Kamis (26/9/2024).
Dia menyatakan pengakuan ini tidak hanya memberikan harapan bagi rakyat Palestina, tetapi juga merupakan cara penting untuk memberikan tekanan politik kepada Israel agar menghentikan kekejamannnya.
Retno menolak pandangan beberapa negara yang menunda pengakuan Palestina dengan alasan menunggu waktu yang tepat.
“Kapan waktu yang tepat itu? Bagi saya, waktunya adalah sekarang. Kita tidak ingin menunggu hingga semua rakyat Palestina terusir atau hingga 100.000 orang terbunuh untuk menganggap bahwa itu adalah waktu yang tepat,” ujar dia.