JAKARTA, iNews.id - Uskup Keuskupan Agung Jakarta Monsinyur (Mgr) Ignatius Suharyo menyebut penunjukkan dirinya sebagai Kardinal oleh Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus dilatarbelakangi Gereja Katolik di Indonesia dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dia menuturkan, penunjukan dirinya sebagai Kardinal juga bukan dilatarbelakangi prestasi.
"Sejauh dapat saya pahami, pengangkatan saya pasti bukan karena prestasi saya, tetapi tentu karena Gereja Katolik di Indonesia dan yang kedua adalah NKRI," ujar Ignatius dalam konferensi pers di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Kamis (5/9/2019).
Dia pun menyertakan dua alasan dari penunjukannya sebagai Kardinal. Yang pertama, dari beberapa kali pertemuannya dengan Paus Fransiskus dan dari pembantu-pembantunya yang selalu didengarnya adalah pimpinan Gereja Katolik Vatikan sangat menghargai harmoni kehidupan masyarakat di Indonesia, khususnya dalam lintas iman.
Ignatius mengungkapkan, ada upaya dari Vatikan untuk lebih mengenal Indonesia, negara yang penduduk muslimnya terbesar di dunia. Namun, Islam Indonesia belum begitu dikenal di Eropa ketimbang Islam dari Timur Tengah.
"Itu sungguh sangat dihargai. Ada gerakan yang sangat jelas, saudara-saudara kita di Eropa ingin mengenal lebih baik Indonesia karena memang yang berbeda," katanya.
Uskup TNI-Polri ini menjelaskan alasan kedua yaitu dikarenakan umat Katolik sejak sebelum kemerdekaan telah memiliki peranan yang berarti bagi kemerdekaan Indonesia. Tanggal pertama yang tertulis adalah pada 1922, ketika seorang misionaris Belanda menyatakan dengan tegas Gereja Katolik di Indonesia berpihak pada bangsa yang ditindas, orang pribumi pada saat itu.
"Ketika saya nanti sebagai Kardinal itu saya pahami penuhi syukur bukan karena pribadi saya, tetapi karena pertama Gereja Katolik di Indonesia yang hidup ini dengan segala macam usaha untuk terlibat dalam membangun kehidupan bangsa," ucap Ignatius.