JAKARTA, iNews.id - Nahdlatul Ulama (NU) mempromosikan nilai Islam, pluralisme, dan demokrasi. Promosi itu dilakukan dalam diskusi bertema "Mempertahankan Demokrasi dalam masyarakat yang beragam: catatan pasca-pemilu oleh Nahdlatul Ulama (Sustaining Democracy in A Plural Society: A Post-Election Notes from Nahdlatul Ulama).
Pemaparan disampaikan Rais 'Aam NU KH Miftahul Akhyar di Institute of Strategic Thinking (SDE) di Ankara, Turki, Jumat, 26 Juli 2019. Diskusi dimoderatori bersama Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal dan Presiden SDE Muhammet Savas Kafkasyali.
"Sepanjang sejarah Indonesia, NU sudah membuktikan bahwa Islam bukan hanya sejalan tetapi juga menjadi penjaga demokrasi," katanya dari keterangan tertulis KBRI Ankara, Minggu (29/7/2019).
Dalam pemikiran politik NU, Miftahul menuturkan, mencintai agama dan negara adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Dewan Syuriah NU KH Zulfa Mustofa juga menyampaikan pemikirannya.
Dia mengatakan, hubungan Islam dan negara di Indonesia pernah mengalami periode naik dan turun. "Meskipun demikian, umat Islam, khususnya NU, selalu menemukan dan menjaga nilai-nilai demokratis dalam menyelesaikannya," ujarnya.