GROBOGAN, iNews.id - Terpencil dari tengah Kota, tanpa hingar bingar seperti Kota-kota lainnya. Tidak banyak pula anak-anak muda mendiami wilayah ini, yups, berada di Dukuh Kedungdal, Desa Padas, Kedungjati, memiliki 230 jiwa dan 88 KK (Kepala Keluarga) dengan mayoritas pemeluk agama Islam.
Dukuh Kedungdal mempunyai jarak yang jauh dari Kelurahan Padas. Pusat Belajar Mengaji (PBM) mempunyai jadwal seperti biasanya di Dukuh Kedungdal Desa Padas, Kecamatan Kedungjati, pada setiap hari Rabu dan Kamis masuk pukul 13.00-15.00 WIB.
Dengan murid PBM mencapai 26 anak. Pembelajaran dengan metode baca iqro', praktik salat 5 (lima) waktu dan bacaan-bacaan dalam salat. Alhamdulilah dikit demi sedikit anak-anak sudah paham niat sholat.
Namun sayang dengan seiring antusiasnya anak-anak untuk mengaji, di Dukuh ini tidak ada guru ngaji, karena kebanyakan dari mereka sehabis lulus sekolah terutama Sekolah Menengah Pertama (SMP) langsung kerja proyek, tidak ada regenerasi muda yang bisa mengaji, semoga dengan adanya dai pemberdaya, anak-anak disana menjadi anak yang soleh dan taat beragama serta berahlakul Kharimah amin.
Tidak hanya itu, tantangan Nur Cholis sebagai pendakwah mengalami banyak rintangan salah satunya akses jalannya disana sangat rusak parah harus melewati sungai dan perbukitan yang terjal. Bahkan tidak ada jembatan penghubung untuk menuju ke Sekolahan.
Anak-anak di sana ketika berangkat sekolah jalan kaki sejauh 1.5 km dan ditempuh selama satu jam serta harus menyeberangi sungai akan tetapi ketika banjir anak-anak disana tidak berangkat sekolah. Setelah asar saya pamit pulang ngisi kajian sore fiqih wadeh juz 1 di PBM Yanbuul Qur'an Padas.