Pandeglang Masuk Masa Transisi, Lampung Selatan Masih Tanggap Darurat

Aditya Pratama
Warga berjalan di sisa-sisa bangunan dan kapal yang rusak diterjang tsunami Selat Sunda di Sumur, Pandeglang, Banten, Kamis (3/1/2019). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

PANDEGLANG, iNews.id – Pascatsunami yang menerjang kawasan Selat Sunda, penanganan darurat masih dilakukan. Saat ini, Kabupaten Pandeglang memasuki periode transisi darurat menuju peralihan selama dua bulan sedangkan Kabupaten Lampung Selatan masih dalam masa tanggap darurat yang diperpanjang selama dua minggu.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho memaparkan, saat ini sudah banyak pengungsi yang kembali ke rumahnya yang tidak rusak saat tsunami terjadi. Namun, pascatsunami masih menyisakan banyak pekerjaan. “Hingga Sabtu (5/1/2019), jumlah korban tercatat 437 orang meninggal dunia, 9.061 orang luka, 10 orang hilang dan 16.198 orang mengungsi,” kata Sutopo.

Dia memaparkan, di Kabupaten Pandeglang, terdapat 296 orang meninggal dunia, 3 orang hilang, dan 7.972 orang mengungsi. Sebanyak 1.071 rumah rusak berat dan rusak sedang, dan 457 rumah rusak ringan.

Berdasarkan rapat koordinasi yang dipimpin Gubernur Banten disepakati masa tanggap darurat berakhir pada Jumat (4/1/2019). Lalu dilanjutkan dengan periode transisi darurat menuju peralihan selama dua bulan, yaitu Minggu (6/1/2019) hingga Rabu (6/3/2019. Selama masa transisi darurat ini akan dibangun hunian sementara (huntara).

Huntara dibangun untuk menampung pengungsi yang rumahnya rusak berat dan rusak ringan. Huntara diperlukan untuk meminimalisasi gejolak sosial dan mengantisipasi musim hujan agar pengungsi dapat lebih nyaman.

Diperlukan waktu selama dua  bulan untuk membangun huntara sebelum dilakukan pembangunan hunian tetap yang waktunya lebih panjang. Pemkab Pandeglang akan mengajukan dana siap pakai ke BNPB untuk pembangunan huntara. Pengerjaan fisik huntara akan dilakukan oleh TNI.

“Untuk perbaikan rumah rusak ringan, Pemkab Pandeglang dan Banten akan mengalokasikan anggaran untuk perbaikan. Sedangkan untuk perbaikan rumah rusak berat dan rusak sedang akan diusulkan melalui hibah rehabilitasi dan rekonstruksi ke BNPB,” papar Sutopo.

Petugas menggunakan alat berat membersihkan puing bangunan yang rusak akibat gelombang tsunami di Kunjir, Rajabasa, Lampung Selatan, Rabu (2/1/2019). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)


Berbeda dengan Pandeglang, Kabupaten Lampung Selatan saat ini masih dalam masa tanggap darurat yang diperpanjang selama dua minggu, yaitu Minggu (6/1/2019) hingga Sabtu (19/1/2019). Korban tsunami di Lampung Selatan tercatat 120 orang meninggal dunia, 8.304 orang luka, dan 6.999 orang mengungsi. Sebanyak 543 rumah rusak berat, 70 rumah rusak sedang dan 97 rumah rusak ringan.

“Sesuai kesepakatan dan rapat koordinasi tidak ada pembangunan huntara di Lampung Selatan, namun dengan pembangunan hunian tetap untuk relokasi,” kata Sutopo.

Saat ini, sudah tersedia lahan seluas 2 hektare untuk pembangunan huntap. Balai Besar Wilayah Sungai Kementerian PUPera akan melakukan pembersihan lahan. Sementara Dinas PU Kabupaten Lampung Selatan akan menyiapkan siteplan, desain dan rencana anggaran. “Bupati Lampung Selatan akan mengajukan dana siap pakai BNPB untuk pembangunan huntap dan fasilitasnya dalam relokasi,” ujarnya.

Editor : Maria Christina
Artikel Terkait
Nasional
7 hari lalu

Update Korban Longsor Cilacap, 3 Jenazah Kembali Ditemukan Total 16 Tewas

Nasional
11 hari lalu

Presiden Prabowo Beri Atensi Bencana Longsor di Cilacap, Minta Penanganan Darurat Optimal

Nasional
17 hari lalu

Tokoh Banten TB Sangadiah Wafat, Partai Perindo: Sosok Ulama dan Pendekar Pemersatu

Nasional
20 hari lalu

Korban Hilang Banjir Bandang di Nduga Papua Bertambah jadi 23 Orang 

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal