JAKARTA, iNews.id - Ancaman terhadap suatu negara secara konvensional berupa perang terbuka antarnegara semakin tipis karena dihadapkan pada biaya sangat besar. Ancaman nyata di masa mendatang adalah ancaman yang bersifat asimetris, proxy, dan hibrida dengan memanfaatkan teknologi.
Pesan ini diutarakan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kasum TNI Laksamana Madya TNI Didit Herdiawan pada acara pembukaan Rakor Komlek TNI 2018 di Aula Gatot Subroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (15/2/2018).
Menurut Panglima, perkembangan teknologi tidak hanya memberikan kemudahan bagi manusia, tetapi juga memungkinkan munculnya kerawanan-kerawanan dari meluasnya pemanfaatan sharing data dan informasi, serta terhubungnya berbagai sistem yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
“Konektivitas tersebut rawan terhadap ancaman baru seperti pencurian identitas, gangguan sistem, pengambilalihan kendali sampai pada penghancuran sistem sendiri, bahkan perkembangan terorisme global memanfaatkan digital profiling untuk merekrut sel-sel baru dan terpisah sebagai lone wolf,” ungkap Panglima dalam siaran pers yang diterima iNews.id.
Marsekal Hadi juga mengingatkan bahwa pada pelaksanaan kampanye pilkada dan pilpres kemungkinan diwarnai berbagai isu negatif termasuk hoax melalui media sosial. “Untuk itu, perbantuan sarana komunikasi elektronik (komlek) menjadi sangat penting sebagai dasar dalam pengerahan kekuatan TNI,” katanya.