"Saya bersyukur partai kami belum menentukan sikap, dan kami tidak juga akan dapat efeknya tapi masih persis sama seperti 2014. Tapi bahwa akibat pemilu serentak ini dari pemaparan tadi kita merasakan tidak ada manfaat signifikan saat sudah mencalonkan secara dini," katanya.
Menurut dia, pemilu serentak ini tidak memberi manfaat apa pun bagi pendukung calon yang ada, karena yang menikmati efek tetap dua partai yang sudah memiliki calon. "Jadi Demokrat pada posisinya tentu kita harap masih ada faktor game changer yang bisa merubah peta. Mungkin saja ada alternatif lain, mungkin saja poros ketiga," ucapnya.
Berdasarkan survei lembaga Indikator Politik Indonesia Maret 2018, elektabilitas tertinggi ditempati PDIP yang mencapi 27,7 persen. Kedua adalah Partai Gerindra dengan elektabilitas 11, 4 persen. Berikutnya diisi Golkar (10,0 persen), Demokrat (6,6 persen), PKB (5,8 persen), dan Perindo (4,6 persen). PDIP dan Gerindra menempati posisi teratas karena ikut terdongkrak oleh popularitas capores yang diusung yakni Jokowi dan Prabowo.