Dalam himpitan ekonomi tersebut, Sertu Lugas hampir putus asa. Dia sempat berpikir berhenti dari sekolah lantaran hal itu malah menambah beban biaya.
Sebelum menjalani proses seleksi, Sertu Lugas mengaku sempat malu karena datang dari keluarga yang kekurangan. Dia mengaku, baju dan sepatu yang digunakannya amat tidak layak.
"Saya sangat takut dan malu mendaftar seorang tentara, bahkan baju sepatu layak saja tidak punya," katanya sambil menangis.
Keputusan cukup berani akhirnya diambil Sertu Lugas. Dia mendaftar menjadi prajurit secara diam-diam agar ibunya tidak mengetahuinya.