Dia mengaku sudah hampir setahun melakukan pemantauan terhadap anaknya. Kebetulan pada malam itu dirinya mengaku lengah. “Sudah hampir setahun saya perhatiin cuman, karena posisi saya lengah semalam dia keluar,” ucapnya.
Nurdin menyebutkan anaknya mengalami gangguan jiwa sejak Februari lalu semenjak pulang dari Jepang. AR kulliah di Jepang sejak empat tahun lalu jurusan multimedia.
“Satu-dua-tiga tahun dia masih stabil. Beranjak tahun keempat dia bicaranya mulai berbeda, kayak semacam ilmu-ilmu ngga jelas, bisa mengendalikan segala macam. Sampai saat ini saya gatau persis siapa sebenarnya atau dari mana dia ilmu yang dia pelajari. Masih menelusuri sudah satu tahun inipun,” katanya.
Soal pisau yang dibawa, Nurdin mengaku itu adalah pisau yang ada di dapur rumahnya. Ketika ditanya apakah anaknya memililki dendam dengan ulama atau apa, Nurdin pun mengaku tidak tahu.
“Saya bilang soalnya 1 sampai 3 tahun itu dia masih posisi stabil kita nggak tahu persis karena nggak bisa dibilang antara Jepang sama Indonesia kan kita nggak selalu mantau seperti apa,” ujarnya.