Di negara-negara Eropa, varian Omicron juga mengganas. Sebagai contoh Prancis, sempat mencatat dalam satu hari pernah menembus 200.000 orang terinfeksi Omicron. Sehingga Amerika dan Eropa saat ini memang benar-benar berjuang mati-matian melawan serangan Omicron yang tingkat penularannya lebih ganas dibanding varian Delta.
Di Indonesia, penyebaran Omicron dilaporkan tidak sampai seganas seperti di Eropa dan AS. Seperti terlihat pada 11 Januari 2022, jumlah kasus baru Covid-19 mencapai 802 orang. Di hari itu juga ada 446 yang dinyatakan sembuh dan 8 orang meninggal dunia.
Kasus baru yang tercatat pada 11 Januari ini melonjak 176,5 persen dibandingkan sehari sebelumnya. Pada 10 Januari 2022, tercatat kasus baru sebanyak 454 orang, sembuh 244 orang, dan meninggal dunia 7 orang.
Lalu pada 15 Januari 2022 kasus baru kembali melonjak hingga lebih dari 1.000 orang, tepatnya 1.054 kasus. Pasien sembuh bertambah 464 orang dan meninggal bertambah 4 orang. Sebagai catatan terakhir, kasus baru di atas 1.000 orang terjadi pada 12 Oktober 2021. Sejak saat itu kasus baru terus melandai di bawah 1.000 kasus per hari, dan terendah pada 26 Desember, hanya ada 92 kasus baru.
Boleh jadi kasus baru yang mencapai lebih dari 1.000 kasus pada 15 Januari tersebut menjadi tanda-tanda awal gelombang ketiga pandemi di Indonesia. Para pakar memperkirakan gelombang ketiga pandemi Covid 19 di Indonesaia akan terjadi pada Februari hingga Maret 2022 mendatang.
Sementara itu, untuk kasus baru, per 16 Januari 2022 Kemkes menyatakan sudah ada 748 kasus varian Omicron di Indonesia. Dari jumlah itu, sebanyak 569 kasus merupakan kasus impor dari pelaku perjalanan luar negeri. Untuk mengantisipasi merebaknya omicron, pemerintah mulai menggenjot program booster yang telah diputuskan Presiden Joko Widodo diberikan secara gratis.