Studi menunjukkan anak-anak yang dibesarkan oleh strict parent cenderung tidak bahagia dan menunjukkan banyak gejala depresi. Bahkan, di beberapa negara seperti Hong Kong dan Australia anak dari strict parent rentang melakukan upaya bunuh diri.
Banyak strict parent yang beranggapan pola asuh tersebut dapat membuat anak-anak berperilaku baik. Padahal, studi menunjukkan bahwa anak-anak tersebut memiliki lebih banyak masalah perilaku.
Contoh strict parent ketika orang tua mendisiplinkan anak dengan menghukum, paksaan, ancaman dan hukuman verbal, maka anak akan mencontoh bagaimana beraksi demikian ketika marah.
Efek strict parent membuat anak berperilaku baik di rumah, tetapi ketika orang tua tidak ada maka akan berperilaku sebaliknya.
Strict parent biasanya membatasi pilihan anak dan akan mengaturnya. Hal ini pun menyebabkan anak tidak termotivasi dan lebih memberontak ketika remaja dan dewasa.