KULONPROGO – Ekosistem penyu di kawasan Pantai Trisik, Kulonprogo, DIY terancam punah akibat maraknya pembukaan tambak udang dan penambangan pasir besi ilegal.
Ketua Konservasi Penyu Abadi, Joko Samudro mengaku setiap tahun Pantai Trisik mejadi lokasi pendaratan penyu untuk bertelur. Dulu ada berbagai jenis penyu, mulai dari penyu lekang, penyu sisik hingga penyu belimbing dan tampayan. Namun seiring perkembangan wilayah, jumlah penyu yang mendarat kian berkurang.
“Setiap bulan April sampai Juli, banyak penyu mendarat untuk bertelur. Sekarang tinggal beberapa indukan saja yang masih bersarang,” kata Joko kepada iNews.id, di sela-sela mengikuti aksi pelepasan ratusan tukik yang dilakukan PT PLN (Persero) Area Yogyakarta, Rabu (25/10/2017).
Saat ini, beber Joko Samudro, ada sekitar 400 telur penyu yang berhasil diamankan untuk ditetaskan. Setidaknya sudah ada 300-an yang menetas dan sebagian dilepas. Sisanya akan kembali dilepas ke habitat alaminya.
Joko mengatakan, kelompok konservasi sebenarnya pernah mengajukan penggunaan lahan di kawasan ini ke Pemda DIY namun ditolak. Sedianya lahan ini akan dipakai untuk kawasan konservasi penyu. Namun karena wilayah masuk dalam dokumen kontrak karya penambangan dan lahan berupa Pakualam Ground menjadikan prosesnya sulit.