Menurutnya, tidak cukup hanya mengandalkan Dinas Kesehatan atau rumah sakit dalam penanganan masalah ini.
"Tetapi semua unsur yang terlibat di dalamnya adalah termasuk teman-teman dari kecamatan, kelurahan, OPD seluruhnya termasuk akademisi dan NGO. Karena sekali lagi kalau semuanya terlibat, Insya Allah 2028 nanti bisa kita capai," kata Hakam.
Sementara itu, Provincial Manager USAID Bebas TB Jawa Tengah Endang Nuraini mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada jajaran Pemkot Semarang yang telah berkomitmen bersama-sama menuntaskan angka TBC.
Pihaknya memastikan bakal intens melakukan koordinasi untuk mewujudkan Kota Semarang zero TBC pada 2028.
Dia mengatakan, USAID Bebas TBC akan fokus melakukan pendampingan kegiatan di Kota Semarang seperti meningkatkan penemuan kasus TBC, kualitas screening, dan diagnosis layanan TBC.
"Lalu optimalisasi pencegahan TBC dan memperkuat sistem kesehatan untuk mempercepat eliminasi TBC. Kami juga terus memperkuat kemitraan TBC dengan pemangku kepentingan dan komunitas, serta riset implementasi untuk meningkatkan penanggulangan TBC,” ujarnya.
Peluncuran Program USAID Bebas TBC ini merupakan implementasi dari Perpres Nomor 67 tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC.
Dengan pendampingan kegiatan dari USAID Bebas TBC, Provinsi Jawa Tengah, termasuk Kota Semarang, diharapkan dapat mempercepat langkah menuju eliminasi TBC pada 2030.
Dalam kurun waktu lima tahun ke depan, USAID Bebas TBC akan fokus melakukan pendampingan kegiatan di Kota Semarang dengan berbagai program kerja.
Adapun program kerja tersebut mencakup peningkatan penemuan kasus TBC, peningkatan kualitas skrining dan diagnosis TBC, peningkatan kualitas layanan TBC, optimalisasi pencegahan TBC, memperkuat sistem kesehatan, memperkuat kemitraan TBC dengan pemangku kepentingan, serta riset implementasi untuk meningkatkan penanggulangan TBC.
CM