Juru Bicara Nasional Partai Perindo itu melanjutkan, perbedaan karena metode yang digunakan berbeda antara Kemenag dengan Muhammadiyah. Perbedaan tersebut, tutur Khaliq mesti disikapi dengan rasional.
Yang terpenting menurutnya, keagungan Idul Adha harus tetap terjaga dan persatuan dan persaudaraan tetap terpelihara.
"Nilai dan spirit kurban yang menjadi substansi Idul Adha yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dapat kita aktualisasikan dalam praksis kehidupan untuk mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan bagi umat Islam dan bangsa Indonesia," ucapnya.