JAKARTA, iNews.id – Jiwa seni melekat pada diri caleg DPR dari PDIP Dapil V Jawa Tengah, Muchamad Nabil Haroen, atau akrab disapa Gus Nabil. Pada Deklarasi Relawan Penyedia Jasa Konstruksi Solo Raya di Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (9/4/2019) lalu, Gus Nabil mempersembahkan sebuah lagu berjudul “Jokowi Gelem Ngopeni”.
Lagu itu merefleksikan pandangan Gus Nabil terhadap Jokowi dan menjawab segala tuduhan anti-Islam yang dilekatkan kepada mantan wali kota Solo itu. Padahal, menurut dia, Jokowi adalah murid Pak Mudzakir, seorang guru ngaji yang juga pelatih Pagar Nusa yang sanad ngajinya sampai ke Kiai As’ad Syamsul Arifin (tokoh besar NU asal Situbondo, Jawa Timur).
“Bagaimana bisa, seorang yang ngajinya bersanad, dianggap anti terhadap Islam dan memusuhi ulama. Kita sama-sama tahu, jika Pak Jokowi dikelilingi dan menjadi presiden paling rajin berkunjung ke pondok-pondok pesantren,” kata Gus Nabil di hadapan ratusan relawan di Solo.
Dalam lagu berbahasa Jawa yang dia bawakan, Gus Nabil menyampaikan ke publik bahwa Jokowi adalah presiden yang menghargai para ulama dan mengangkat derajat santri dengan menetapkan Hari Santri Nasional. Dia menganggap langkah Jokowi itu membuat santri tidak dipandang sebelah mata lagi oleh kebanyakan orang.
“Jokowi pancen santri sing ngripto Hari Santri, (Jokowi memang santri yang menciptakan Hari Santri),” dendang Gus Nabil dalam salah satu bait lagu “Jokowi Gelem Ngopeni”.
Gaya berkampanye Gus Nabil bisa dikatakan berbeda dibandingkan dengan calon anggota legislatif (caleg) lainnya. Itu tidak bisa dilepaskan dari latar belakangnya sebagai seorang santri yang selalu berjiwa muda dan dekat dengan siapa saja. Ciri itu bisa dilihat dari media sosial kampanyenya kreatif ala anak-anak kekinian dengan desain segar dan muatan pesan positif.