Sebelum mendaratkan A400M ini di Indonesia, dia bersama tiga pilot lain telah menjalani pelatihan intensif di Spanyol. Setelah ini, dia akan kembali berlatih ditemani oleh pilot dari Airbus.
"Kalau untuk menerbangkan pesawat A400 sendiri kita di Spanyol hanya pelatihan di simulator. Jadi type rating, kita belum ada real terbang menggunakan A400. Jadi kita sudah melaksanakan simulator kurang lebih 200 jam terbang simulator, CBT, computer based training, 100 jam terbang," ucapnya.
Diketahui, A400M yang diserahkan ke Indonesia memiliki konfigurasi untuk berbagai misi, termasuk angkutan kargo, transportasi pasukan, evakuasi medis (Medevac), dan misi kemanusiaan.
Pesawat ini mampu mengangkut muatan maksimum hingga 37 ton, mencakup helikopter, kendaraan dan bantuan logistik. Untuk misi rata-rata dengan muatan 30 ton, A400M dapat terbang sejauh 2.400 mil laut, mencakup seluruh wilayah kepulauan Indonesia dari Jakarta.
Dirancang untuk fleksibilitas operasional, A400M mampu beroperasi di landasan pacu yang pendek maupun tidak beraspal, serta berfungsi sebagai pesawat multiperan untuk pengisian bahan bakar di udara, menjadikannya pengganda kekuatan yang dapat memperluas jangkauan operasional TNI AU.