Jumlah sampah yang dipungutnya tidak pasti. Namun, yang paling berat dia bawa untuk dijual pernah mencapai 25 kg.
Menurut dia, uang yang dihasilkan dari sampah cukup untuk makan sehari-hari. Kendati hidup di tengah keterbatasan tak membuat Entin patah arang.
Dia tetap bersyukur menjalani hidup. Terbukti anaknya bernama Mirna kini menjadi seorang guru pendamping di Yayasan Balarenik.
"Alhamdulillah, biar anak kita sukses ke depannya. Saya SD saja nggak tamat sampai kelas 3 SD," ucapnya.