“Saya memang membuka gerbang atas perintah pimpinan demi alasan kemanusiaan,” kata Rosid.
Dia menyebut, aparat keamanan menembakkan puluhan kali gas air mata ke arah Jalan Tamansari. Imbasnya, belasan mahasiswa terkena dampak.
“Ada 12 orang yang pingsan akibat gas air mata,” ucapnya.
Pihak keamanan kampus juga mengamankan sejumlah selongsong peluru gas air mata yang berserakan di lokasi.
Sementara itu, Mumu, seorang pedagang kopi di sekitar Unpas mengatakan, dia memang melihat massa melakukan pelemparan batu dan berteriak-teriak, namun tidak melihat ada yang melempar bom molotov.
Pascainsiden, situasi di kawasan Tamansari kembali kondusif setelah kelompok berpakaian hitam bubar dan melarikan diri.