Senada, Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi mendukung usulan pemberian gelar pahlawan nasional terhadap Soeharto. Tidak hanya itu, dia juga mendukung penetapan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid untuk mendapatkan gelar serupa.
Pria yang akrab disapa Gus Fahrur itu menuturkan, bangsa Indonesia perlu banyak belajar dari masa lalu, baik dari kekurangan maupun kebaikannya. Hal ini penting membangun masa depan yang lebih bijak dan berkeadaban.
“Dalam tradisi keilmuan Islam, ada kaidah penting: Al-muhafazhah ‘ala al-qadim ash-shalih wal akhdzu bil jadid al-ashlah, menjaga yang lama yang baik, dan mengambil yang baru yang lebih baik,” kata Gus Fahrur dalam keterangannya.
Dia berpandanga, baik Soeharto maupun Gus Dur telah berkontribusi besar terhadap bangsa dalam dua fase sejarah yang berbeda.
“Pak Harto berjasa besar dalam stabilisasi nasional dan pembangunan ekonomi. Di masa beliau, Indonesia dikenal dunia sebagai salah satu macan ekonomi baru Asia, dengan program pembangunan yang terencana dan stabilitas ekonomi serta keamanan yang tinggi,” tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyerahkan 40 nama tokoh yang diusulkan mendapat gelar pahlawan nasional. Beberapa tokoh yang diusulkan di antaranya Presiden ke-2 RI Soeharto, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), serta aktivis buruh perempuan asal Nganjuk, Marsinah.
Selain ketiga nama tersebut, turut diusulkan sejumlah tokoh lain seperti Syaikhona Muhammad Kholil (ulama asal Bangkalan, Madura), KH Bisri Syansuri (mantan Rais Aam PBNU), KH Muhammad Yusuf Hasyim (Tebuireng, Jombang), Jenderal TNI (Purn) M. Jusuf (Sulawesi Selatan), dan Jenderal TNI (Purn) Ali Sadikin (Jakarta).