PPG Prajabatan Buka Wawasan Guru dan Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Daerah

Sekar Paring Gusti
PPG Prajabatan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di daerah. (Foto: dok Kemendikbudristek)

Hal tersebut kemudian dia rasakan selama mengikuti PPG Prajabatan. Memiliki pengalaman belajar beberapa bulan, dia meyakini bahwa para lulusan PPG Prajabatan dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di daerah karena program ini benar-benar meningkatkan kompetensi.

Zoni mengatakan, program PPG Prajabatan telah memberikannya ilmu tentang perangkat pembelajaran. Hal itu sangat berharga baginya karena ilmu ini tidak didapatkannya ketika kuliah di tingkat sarjana.

Selain itu, dia pun memperoleh wawasan baru terkait strategi untuk memahami karakter masing-masing murid demi menciptakan pembelajaran yang berdiferensiasi, di antaranya sistem asesmen yang berguna untuk mengetahui kapasitas siswa dan sistem pengembangan modul ajar yang berguna untuk memastikan materi sesuai dengan kebutuhan siswa.

Tak hanya itu, semua ilmu yang didapatkan di kelas selama PPG Prajabatan dapat langsung diterapkan kepada siswa.

“Teori dan praktik berjalan bersamaan. Itulah yang memacu diri saya untuk menerapkan ilmu di perkuliahan ke dalam praktik pembelajaran di kelas secara langsung,” ujar Zoni.

Zoni mengakui bahwa model pendidikan seperti itu benar-benar baru baginya. Dalam pengalaman sebelumnya di kampus, jarak antara teori dan praktik cukup jauh. Setelah sekian lama belajar di ruang kelas, barulah beberapa semester kemudian ada praktik lapangan. Di PPG Prajabatan, jarak keduanya dekat.

“Saya merasakan keseimbangan antara teori dan praktik. Ini tak sebatas berdampak luar biasa pada kompetensi, namun turut mengakar di hati,” katanya.

Murid Merindukan Guru PPG

Ketika melaksanakan praktik lapangan, Zoni mendapat kesempatan mengajar di kelas 3 dan 4. Selama mengajar, dia menemukan hal menarik dan menceritakan pengalaman tersebut sebagai contoh kasus yang dapat dibagikan kepada guru lain. Salah satunya perihal menghadapi peserta didik yang memiliki tingkat kognitif yang kurang dibanding teman-temannya.

“Anak-anak seperti itu cenderung dipojokkan di kelas. Mereka kurang membaca, sehingga hasil belajar pun kurang. Mereka jadi minder bila digabungkan dengan anak-anak lain,” tutur Zoni. 

Editor : Rizqa Leony Putri
Artikel Terkait
Nasional
5 jam lalu

IMIP Menjaga Biodiversitas, Kuatkan Konektivitas Ekosistem Industri Hijau

Nasional
1 hari lalu

Pengacara Tegaskan Nadiem Tak Terlibat Kasus Google Cloud: Ranah Pelaksana Operasional

Bisnis
2 hari lalu

Dirut Pertamina: Keterbukaan Informasi Jadi Tonggak Bangun Kepercayaan Publik

Bisnis
2 hari lalu

Inspiratif! PT Surveyor Indonesia Raih Penghargaan Anugerah Penggerak Nusantara 2025

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal