Priyo Budi Santoso: 3 Capres Paling Ideal untuk Demokrasi

Annisa Ramadhani
Diskusi politik dengan tema Peran Masjid, Mubaligh, dan Politisi Muslim di Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (7/3/2018). (Foto: iNews.id/ Annisa Ramadhani)

“Repotnya dari poros tersebut adalah siapa yang menjadi calon presiden dan calon wakil presidennya,” kata Wakil Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Bidang Politik Dalam Negeri ini.

Priyo memaparkan, yang paling besar kemungkinannya adalah head to head antara Presiden Joko Widodo melawan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto. Jika demikian, maka Pilpres 2014 kembali terulang. Bedanya, terjadi perubahan komposisi parpol pendukung bagi kedua calon.

Untuk skenario ketiga, ada kemungkinan muncul calon tunggal. Hal ini bisa terjadi jika Jokowi mengumpulkan semua parpol untuk mendukung dirinya di pilpres mendatang. Meski begitu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah menyatakan tidak akan mendukung Jokowi. Partai Gerindra juga cenderung mengusung Prabowo sebagai capres meski belum dideklarasikan.

“Jika Jokowi dan Prabowo satu paket menjadi capres dan cawapres, maka terjadi calon tunggal. Dugaan saya calon tunggal tadi lawan lumbung kosong kemungkinan bisa terjadi. Ini semua berisiko. Saya meyakini skenario ini bisa terjadi,” katanya.

Editor : Azhar Azis
Artikel Terkait
Makro
7 tahun lalu

Disinggung Ma'ruf Amin, Prabowo: Saya 1 Persen Elite yang Bela Rakyat

Nasional
7 tahun lalu

Debat Capres, Prabowo Berangkat dari Kertanegara

Nasional
7 tahun lalu

Hadiri Festival Remaja, Ma'ruf Amin Optimistis Raup Suara Milenial

Nasional
7 tahun lalu

Mardani: Harga Telur di Malaysia Rp11.000/kg, Indonesia Rp25.000/kg

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal