Tidak hanya belajar ilmu agama di dalam negeri, Said juga melanjutkan pendidikannya di perguruan Islam di mancanegara. Tercatat, ia pernah menempuh pendidikan S1 di Universitas King Abdul Aziz dan lulus di tahun 1982. Setelahnya, pada 1987 hingga 1994, ia melanjutkan studi di Universitas Umm al-Qura, fokus pada bidang Perbandingan Agama di S2, serta Aqidah dan Filsafat Islam di jenjang S3.
Kehidupannya sebagai mahasiswa diwarnai dengan berbagai kegiatan organisasi keagamaan, seperti Nahdlatul Ulama. Ia juga pernah menjabat sebagai sekretaris PMII Rayon Krapyak, Yogyakarta, serta mengemban amanah sebagai Ketua Keluarga Mahasiswa NU (KMNU) Mekkah tahun 1983-1987.
Selain berkiprah di bidang keagamaan, Said memiliki beberapa pengalaman karier di bidang politik. Di antaranya, menjadi Wakil Ketua Tim Penyusun Rancangan AD/ART PKB, anggota MPR fraksi Utusan Golongan yang mewakili NU (1999-2004), serta Penasihat Masyarakat Pariwisata Indonesia (2001-2016).
Karier sebagai tenaga pendidik dirintisnya dengan menjadi dosen di beberapa universitas, seperti Institut Pendidikan Tinggi Ilmu Alquran, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan ST Ibrahim Maqdum Tuban. Pernah juga duduk di kursi Wakil Direktur Universitas Islam Malang pada periode 1997-1999.
Sepak terjangnya di NU sampai pada puncaknya dengan terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2010-2015. Di Muktamar NU ke-33, Said Aqil kembali terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2015-2020. The Muslim 500 pernah mencatatkan namanya sebagai salah satu dari 50 tokoh muslim paling berpengaruh di dunia tahun 2022.
Visi Misi KH Said Aqil Siroj
Dalam visi misinya, ada beberapa program unggulan untuk PBNU yang akan dikerjakan KH Said Aqil Siroj bila kembali terpilih menjadi ketua umum PBNU. Di antaranya menuntaskan program pembangunan Univeristas NU dan ITS NU.