JAKARTA, iNews.id - Profil dan biodata Rahayu Saraswati Dhirakanya Djojohadikusumo, lahir pada 27 Januari 1986, merupakan sosok yang dikenal sebagai aktivis, politikus, aktris, dan presenter di Indonesia. Ia adalah keponakan dari Prabowo Subianto dan pernah menjabat sebagai anggota DPR RI dari Partai Gerindra pada periode 2014 hingga 2019.
Selama masa jabatannya, Rahayu fokus pada isu-isu hak perempuan dan anak serta pemberantasan perdagangan manusia. Setelah tidak terpilih kembali pada tahun 2019, ia diangkat sebagai wakil ketua umum Partai Gerindra untuk periode 2020-2025. Rahayu juga baru-baru ini menerima penghargaan Fortune Indonesia 40 Under 40 pada tahun 2025, yang mengakui kontribusinya di berbagai sektor sosial dan politik
Punya segudang prestasi mentereng, Saras memiliki latar belakang keluarga yang cukup terkenal. Keluarga Djojohadikusumo memiliki sejarah panjang dalam dunia ekonomi dan politik Indonesia. Kakek buyut Saras, Raden Mas Margono Djojohadikusumo, adalah pendiri Bank Negara Indonesia (BNI). Kakeknya, Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo, dikenal sebagai begawan ekonomi Indonesia. Hubungan keluarga ini memberikan ia wawasan mendalam tentang dinamika politik dan ekonomi nasional sejak usia dini.
Pada 24 Agustus 2014, ia menikah dengan Harwendro Adityo Dewanto, yang akrab disapa Didit, dalam sebuah upacara pernikahan di Puri Arsari, Bali. Pernikahan tersebut dihadiri oleh keluarga dan kerabat dekat, termasuk sang paman, Prabowo Subianto. Pasangan ini telah dikaruniai dua orang anak.
Saras memulai pendidikan dasarnya di SD Tarakanita II, Jakarta. Ia kemudian melanjutkan pendidikan menengahnya di United World College of South East Asia di Singapura dan College du Leman di Swiss. Untuk pendidikan tinggi, Sara memilih University of Virginia, Amerika Serikat, di mana ia mengambil jurusan drama dan peradaban kuno. Selain itu, ia juga meraih diploma dari International School of Screen Acting di London, Inggris.
Pada tahun 2013, Sara bergabung dengan Partai Gerindra. Ia mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI pada Pemilu 2014 melalui daerah pemilihan Jawa Tengah IV, yang meliputi Sragen, Karanganyar, dan Wonogiri. Dengan dukungan kuat dari masyarakat, ia berhasil meraih kursi di parlemen. Di DPR, ia bergabung dengan Komisi VIII yang membidangi urusan agama, sosial, dan pemberdayaan perempuan.
Pada Pemilu 2019, Saras kembali mencalonkan diri namun tidak berhasil mempertahankan kursinya. Meski demikian, semangatnya untuk berkontribusi tidak surut. Ia mencalonkan diri sebagai Wakil Wali Kota Tangerang Selatan pada Pilkada 2020, namun belum berhasil. Pada Pemilu 2024, Sara kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dan berhasil meraih 52.932 suara dari daerah pemilihan DKI Jakarta III.
Di luar perannya sebagai politikus, Saras dikenal sebagai aktivis yang fokus pada isu-isu perdagangan manusia. Pada tahun 2012, ia mendirikan Yayasan Parinama Astha (ParTha), sebuah organisasi yang berkomitmen memberantas perbudakan modern dan perdagangan manusia di Indonesia. Dedikasinya dalam bidang ini menjadikannya sosok yang dihormati dalam perjuangan hak asasi manusia.
Sebelum terjun ke dunia politik, Rahayu Saraswati sempat berkarier sebagai aktris dan presenter. Beberapa film yang pernah dibintanginya antara lain:
Pendiri Yayasan Parinama Astha (ParTha) yang berfokus pada pemberantasan perdagangan manusia dan perbudakan modern.
Aktif dalam memperjuangkan hak perempuan dan anak, terutama dalam isu-isu kekerasan dan eksploitasi.
Berasal dari keluarga Djojohadikusumo yang memiliki pengaruh besar dalam ekonomi dan politik Indonesia. Kakeknya, Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo, adalah ekonom terkenal, dan pamannya, Prabowo Subianto, adalah Presiden Republik Indonesia ke-8.
Menempuh pendidikan di beberapa negara seperti Singapura, Swiss, Amerika Serikat, dan Inggris, yang memberinya perspektif global dalam berbagai bidang.