Atas prestasinya itu, Meutya Hafid berhak mengikuti program di daerah pedalaman untuk mengembangkan pengertian dan apresiasi lebih baik terhadap isu kontemporer yang dihadapi Australia dan Indonesia selama tiga minggu. Selain itu, Meutya juga dinobatkan sebagai satu dari Lima Tokoh Pers Inspiratif Indonesia 2012 versi Mizan.
Dia lantas terjun ke dunia politik dan menjadi anggota Partai Golkar dari daerah pemilihan alias dapil Sumatera Utara I. Meutya Hafid mencalonkan diri sebagai anggota DPR 2009, namun gagal.
Kemudian dia maju bersama Dhani Setiawan Isma sebagai calon wali kota dan wakil wali kota Binjai periode 2010-2015. Lagi-lagi, Meutya kalah.
Meski begitu, dia akhirnya menjabat anggota DPR pada 2010 menggantikan Burhanudin Napitupulu yang meninggal dunia. Dia ditugaskan di Komisi XI yang membidangi keuangan dan perbankan.
Setelah 17 bulan bertugas di Komisi XI, Meutya Hafid dipindahkan ke Komisi I yang membidangi pertahanan, intelijen, luar negeri, komunikasi dan informatika sampai 2024.
Meutya Hafid kembali terpilih sebagai anggota DPR periode 2014-2019. Kemudian ia terpilih kembali untuk masa jabatan 2019–2024 dan menjabat Ketua Komisi I.