JAKARTA, iNews.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, negara-negara di dunia dibayangi krisis kesehatan mental akibat pandemi virus corona (Covid-19). Namun, perhatian negara-negara di dunia terhadap kesehatan mental masyarakatnya sangat minim, termasuk Indonesia.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJ) DKI Jakarta, Nova Riyanti Yusuf meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) fokus pada masalah tersebut. Saat pandemi Covid-19, banyak masalah menimpa masyarakat dan memperburuk kondisi mentalnya.
"Akhirnya sekarang bulan Mei PBB membuat pernyataan bahwa kebongkarlah bahwa negara-negara itu tidak mengarusutamakan kesehatan jiwa. Upaya preventif, kuratif, promotif, bahwa ketahuan setelah ada banyak kasus kesehatan kejiwaan, ketahuan bahwa negara-negara itu tidak mendahulukan untuk kesehatan jiwa. Ya mau gimana lagi, kita juga sama termasuk yang enggak," katanya di Jakarta, Rabu (29/7/2020).
Perempuan yang akrab disapa Noriyu membeberkan, saat pandemi kemarin, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) membuka layanan swaperiksa di website terhadap masyarakat yang ingin mengukur kesehatan jiwanya. Sampai 14 Mei 2020 ada 2.364 responden dari 34 provinsi. Sebanyak 72 persen perempuan atau mayoritas mengikuti swaperiksa itu.
Dari situ ketahuan 69 perempuan ada masalah psikologi. Jika dirinci, masalahnya yakni cemas 68 persen, depresi (67 persen) dan trauma psikologis di masa Covid-19 (77 persen).