Puasa di Belantara Kalimantan, Perwira Kopassus Ini Temukan Surat Rahasia Komunis

Riezky Maulana
Mendiang Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar (kanan) bersama AM Hendropriyono (tengah) dan Luhut Binsar Pandjaitan semasa muda. (Foto: IG/AM Hendropriyono).

JAKARTA, iNews.id - Satuan elite TNI AD Komando Pasukan Khusus atau Kopassus baru saja berulang tahun ke-69. Dalam sejarahnya banyak kisah kehebatan Korps Baret Merah ini, mulai operasi perebutan kota Dili dari Fretilin hingga pembebasan sandera pada pembajakan pesawat Woyla.

Banyak pula cerita personal prajuri Kopassus saat menunaikan tugas. Seperti diungkapkan mantan Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono kala mengenang seniornya, almarhum Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar.

Melalui media sosial Instagram, Hendropriyono mengungkapkan kesan mendalam tentang Wismoyo yang berpulang pada 28 Januari 2021 lalu. Profesor di bidang ilmu Filsafat Intelijen ini mengingat Wismoyo seorang atlet judo nasional sampai mencapai Dan 3 Sabuk Hitam dari Kodokan Jepang. 

Selain karier perjalanan hidupnya di militer yang cemerlang, Wismoyo juga pernah menjadi Ketua Umum Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI), sementara dia menjadi wakilnya. 

“Saya merasa beliau itu seorang yang mumpuni sebagai seorang pemimpin di mana saja, di militer, kemudian di bidang olahraga. Pak Wismoyo yang saya tahu dan ingat adalah seorang yang pintar, inovatif, banyak sekali penemuan dan pemikiran yang out of the box,” ujarnya di akun Instagram, dikutip Senin (19/4/2021).

Hendro menceritakan, semasa bertugas di Kalimantan Barat pada 1969-1970, Wismoyo merupakan satu-satunya tentara yang menemukan apa yang disebut Death Letter Box. Saat itu Wismoyo terlibat dalam operasi militer antigerilya dari Pasukan Gerilya Rakyat Serawak/Paraku di Malaysia. 

Untuk diketahui, PGRS/Paraku merupakan sayap bersenjata di bawah naungan North Kalimantan Communist Party (NKCP). NKCP dibentuk pada 19 September 1971 di bawah pimpinan Wen Min Chyuan dari sebuah organisasi bernama Organisasi Komunis Sarawak.

Menurut Hendropriyono, sistem komunikasi pasukan gerilya itu menggunakan Death Letter Box, yaitu kurir membawa pesan dari satuan induk untuk satuan induk yang lainnya. Kurir itu meletakkan suratnya di dalam tanah, diambil oleh kurir yang lainnya nanti di tempat yang sudah disepakati sebelumnya.

Editor : Zen Teguh
Artikel Terkait
Nasional
1 bulan lalu

2 Oknum TNI Terlibat Penculikan-Pembunuhan Kacab Bank BUMN dari Satuan Kopassus

Nasional
2 bulan lalu

Gibran di HUT Panglima Jilah: yang Merah-merah Biasanya Totalitas Luar Biasa

Nasional
2 bulan lalu

Kolonel Amril Hairuman Didapuk Jadi Komandan Upacara HUT ke-80 RI di Istana

Nasional
3 bulan lalu

Jelang Upacara Militer di Batujajar, 27.384 Prajurit Dilibatkan Aksi Simulasi Tempur

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal