Buku resep ini berbeda dari buku yang pertama. Buku kedua berjudul “Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil untuk Generasi Emas Indonesia untuk Wilayah Indonesia Bagian Timur” yang memiliki empat jilid sesuai klasifikasi, yaitu balita usia 6-8 bulan, 9-11 bulan, 12-24 bulan, dan untuk ibu hamil.
“Buku ini berisi menu dengan makanan utama sorgum, sagu dan jagung. Sedangkan untuk lauk, lebih pada olahan ikan. Sayur pun sama, kami buat dari bahan-bahan yang familiar di wilayah Indonesia bagian Timur. Memang betul-betul disiapkan untuk anak-anak stunting di sana,” tutur Mbak Ita.
Mbak Ita ingin peluncuran buku resep kedua tersebut dapat menyebarkan manfaat yang lebih luas sekaligus memotivasi banyak pihak untuk terus semangat memerangi stunting. Dia berharap Indonesia zero stunting 2024 dapat segera terwujud dan kualitas kesehatan semakin meningkat.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam menyampaikan, bahwa resep Megawati sangat bermanfaat di dalam penurunan angka stunting dan ibu hamil kekurangan energi kronik di Kota Semarang.
“Pemberiannya tidak hanya di daycare Rumah Pelita, tapi diperuntukkan bagi balita stunting dan ibu hamil kekurangan energi kronik yang ada di Kota Semarang,” ujar Abdul Hakam.
Kombinasi antara pemberian makanan dari resep Megawati serta pola asuh yang ada di day care dapat menurunkan 62 persen angka stunting pada 2023.
“Maka dari itu, terus kita kembangkan yang semula 2 daycare menjadi 10 daycare Rumah Pelita di 2024, bahkan pada semester satu ini angka penurunannya sudah 32 persen. Diharapkan, di 2025 semua kecamatan sudah memiliki daycare Rumah Pelita dengan konsep yang sama yaitu pemberian makanan serta pola asuh,” tuturnya.