Tak hanya baja, mantan menteri koordinator bidang ekonomi, keuangan dan industri (menko ekuin) itu pun meminta kepada pemerintah untuk menaikkan pajak pembelian atau pajak impor produk mobil. Dia menilai saat ini pemerintah hanya berani menekan pajak pada barang-barang kecil, tapi tidak dengan barang-barang seperti produk otomotif.
“Kami minta pemerintah jangan beraninya sama yang kecil doang, pedagang menengah kecil yang dagang tas, dagang lipstik, dan baju. Berani juga sama yang besar! Tentu harus diikuti dengan lobi. Bicara sama PM Abe (Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe), ‘Janganlah impor mobil. Kita butuh dua tahun tiga tahun, nanti kita balikkan lagi suasananya’,” tutur Rizal.
Dia pun menyarankan kepada pemerintah agar seluruh devisa hasil ekspor dimasukkan terlebih dulu ke dalam sistem keuangan negara. Rizal pun memberikan contoh seperti yang diterapkan oleh Thailand. Sebelumnya, hasil ekspor yang masuk ke dalam sistem keuangan negeri gajah putih hanya sebesar 5 persen. Akan tetapi, sejak aturan keuangan mereka diubah, hasil ekspor yang masuk sekarang bisa mencapai 95 persen.
“Kita bisa lakukan itu. Kita minta Jokowi keluarkan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). Saya yakin DPR setuju, karena ini buat kebaikan semua,” kata dia.