Pj Bupati menegaskan ritual adat bukan sekadar seremoni, tapi langkah strategis untuk menyudahi konflik pilkada yang meletup sejak November 2024. Harapannya, proses pemerintahan dapat kembali normal dan tidak lagi terganggu aksi balas dendam antarkeluarga.
“Bantuan ini tidak hanya untuk ritual awal, tapi juga tahap lanjutan agar visi-misi bupati dan wakil bupati terpilih bisa berjalan tanpa gangguan,” katanya.
Yopi Murib menolak keras anggapan bantuan dana ini bermuatan politis. Dia menekankan pemerintah hanya ingin memastikan keamanan daerah, anak-anak bisa sekolah kembali dan aktivitas masyarakat berjalan normal.
“Tidak ada kepentingan politik. Kami hanya ingin Puncak Jaya damai. Bantuan ini juga sudah kami laporkan ke pusat, Gubernur Papua Tengah dan Forkompinda,” ucapnya.
Upaya damai ini mendapat dukungan penuh dari Forkopimda Papua Tengah. Sebelumnya, ritual belah kayu doli sebagai bentuk perdamaian sudah digelar pada 12 Mei 2025 yang disaksikan Gubernur Papua Tengah Meki Nawipa, Wakil Gubernur Denias Geley, Kapolda Papua Tengah Brigjen Pol Alfred Papare, Danrem 173/PVB Brigjen TNI Frits WR Pelamonia dan Pj Bupati Yopi Murib.