JAKARTA, iNews.id - Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) mengungkap Rumah Sakit (RS) Indonesia di Bayt Lahiya, Gaza, Palestina, rusak akibat konflik Hamas dan Israel. Kendati demikian, RS itu masih dapat beroperasi bahkan menampung para korban serangan Israel.
Presidium MER-C, Henry Hidayatullah, mengatakan rumah sakit di sana tidak bisa menampung mayat-mayat. Beberapa jasad terpaksa diletakkan di luar RS mengingat banyaknya korban dalam peperangan tersebut.
"Mayat-mayat sudah meluap sampai keluar dari kamar jenazah ruang rumah sakit Indonesia di Gaza, tidak bisa menampung mayat-mayat sehingga ada diletakkan di luar," kata Henry di Kantor MER-C, Kramat Lontar, Jakarta Pusat, dikutip Rabu (11/10/2023).
Dia mengatakan, pihaknya membutuhkan tambahan sumber daya dokter di sana. Selain SDM dokter, dia juga menyebut RS Indonesia memerlukan peralatan medis tambahan untuk menangani para korban di Gaza.
"Terkait data obat-obatan kami sudah terima, tapi secara gambaran umumnya adalah data-data kebutuhan emergency case seperti perban, infus, dan benang jahit ya, itu gambaran umumnya karena kasus-kasus trauma," ujarnya.
Dia mengatakan, RS Indonesia sempat terdampak serangan udara yang dikirimkan Israel pada bagian selang pipa distributor oksigen akibat terkena serangan bom. Saat ini, kerusakan tersebut tengah dalam perbaikan.
"Jadi ada pusat oksigen konsentrat, ada pipa distribusinya itu terkena serangan bom. Namun demikian, dalam proses perbaikan ya, dan sampai sejauh ini operasional rumah sakit relatif masih bisa berproses dengan cukup baik," tuturnya.