JAKARTA, iNews.id - Detik-detik sebelum Ani Yudhoyono meninggal dunia begitu mengharukan. Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menceritakan suasana mengharukan tersebut.
Dia menceritakan, selama empat bulan dirinya dan keluarga bergantian mendampingi Ani Yudhoyono, setiap hari, siang dan malam. Selama perawatan intensif di National University Hospital (NUH) Singapura, Ani Yudhoyono mengetahui penyakitnya ganas dan agresif.
"Dia (Ani) katakan saya pasrah, tapi tak akan pernah menyerah, never give up," kata SBY di Pendopo Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (2/6/2019).
Dia menuturkan, data statistik kedokteran menyebutkan Ani Yudhoyono tidak akan bertahan dan akan meninggal dunia. Namun, Ani Yudhoyono berusaha bertahan selama 24 jam. "Kemudian perawat katakan she is strong women," ucap SBY.
Selama 46 tahun, SBY mengaku, dapat melihat dari hati, mata dan wajah Ani Yudhoyono untuk terus bertahan hingga batas yang bisa dilalui manusia. "Dia bertahan, saya mengerti nafasnya, saya mengerti apa yang tersirat di wajahnya," ujarnya.
Namun, SBY mengataan, Tuhan Yang Maha Esa memutuskan lain. SBY dan keluarga meyakini keputusan tersebut adalah benar.
"Sebab kalau Ibu Ani bertahan begitu dengan semua instrumen saya kira akan sangat berat. Saya tidak ingin Ibu Ani suffering too much, Allah bebaskan itu, cegah itu, terima kasih Tuhan, terima kasih Allah karena telah bebaskan Ani dari penderitaan yang tidak sepatutnya dia tanggung," tuturnya.