JAKARTA, iNews.id – Sejumlah santri, jurnalis, dan pengajar pondok pesantren mendeklarasikan antiberita hoaks untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan. Deklarasi berlangsung dalam acara diskusi bertema “Peran Publikasi Media: antara Berita Hoax dan Capaian Kebijakan Ekonomi Pemerintah Indonesia” yang digelar hari ini di bilangan Kemang, Jakarta Selatan.
Lukman Rimadi selaku pembicara pertama diskusi menuturkan, santri harus berperan aktif melawan berita hoaks yang akhir-akhir ini kian marak di tengah upaya pemerintah membangun fondasi ekonomi bangsa. “Santri harus gotong royong melawan berita hoaks, sehingga masyarakat dapat mengetahui informasi yang benar,” ujar Lukman, Kamis (25/10/2018).
Sementara, Erdy Nasrul yang menjadi pembicara kedua dalam diskusi itu mengatakan bahwa masyarakat, terutama kaum santri, harus bisa memilih dan memilah mana berita hoaks, mana yang bukan. “Cara membedakan berita hoaks dengan yang tidak yaitu dengan tabayyun (konfirmasi) secara mandiri dan jangan terpancing untuk langsung menyebarkan,” kata Erdy.
Perwakilan Komunitas Jurnalis Pesantren, Hafyz Marshal mengatakan, kinerja pemerintah saat ini patut diapresiasi oleh kalangan santri seluruh Indonesia. Dia mengeklaim, banyak pesantren yang berada di pedesaan sudah merasakan hasil dari kebijakan pemerintah.
“Contohnya, akses menuju pesantren yang semakin baik seperti perbaikan jalan di pedesaan yang gencar dilakukan pemerintah,” ucap Hafyz.
Acara diskusi kali ini mendapat respons positif dari Fadly Huseen, pengajar di salah satu pondok pesantren di daerah Jakarta Selatan. Dia pun bertekad bakal menginformasikan dan menyosialisasikan kepada kalangan santri di berbagai pesantren tentang cara menangkal berita hoaks.
“Saya akan memberikan pendidikan kepada santri, dimulai dari lingkungan pondok pesantren saya sendiri, tentang bahaya hoaks,” ungkap Fadly.