Sementara itu, intelektual muda Nahdlatul Ulama Muhammad Cholil Nafis menilai yang terjadi belakangan ini bukan karena kegagalan NU dan Muhammadiyah membimbing umat, tapi lebih pada kegagalan orang yang ingin membawa isu liberal.
"Liberal ini melahirkan radikalisme. Yang kita hadapi ini buah dari proses liberalisasi. Jadi, jangan sampai kita menepi menjadi radikalisme," katanya.
Sedangkan Direktur Moya Institute Hery Sucipto menyampaikan, keragaman di Indonesia merupakan anugerah yang harus dijaga bersama-sama. Tidak boleh ada yang mengambil hak kebenaran dalam beragama.
Menurutnya, negara harus hadir dan tegas melindungi segenap warganya termasuk menindak tegas kelompok yang memanfaatkan agama untuk kepentingan provokasi. "Negara tidak boleh kalah," ucapnya.