Atas kejadian itu, Hasanudsin menilai, reformasi BSSN perlu dilakukan. Hal itu berkaca dari sejarah BSSN yang semula Lemsaneg, yang dulu personelnya didominasi oleh tentara dan polisi karena fokusnya pada persandian.
"Namun sekarang, tuntutan untuk BSSN lebih besar pada keamanan siber dan oleh karena itu, BSSN harus diisi oleh para pakar IT, professional IT, dan talenta-talenta muda Indonesia yang cerdas di sektor keamanan siber," ujar Hasanuddin.
"Kalau jajaran SDM di BSSN masih menjalankan pola seperti Lemsaneg maka anggaran sebesar apapun yang digelontorkan akan menjadi percuma karena masih menggunakan paradigma lama yang sudah out of date," tandasnya.