Sertifikasi Influencer Dianggap Penting, Dosen UMY Ungkap Alasannya  

Tim iNews.id
Ilustrasi Komdigi tengah membawas wacana influencer wajib memiliki sertifikasi. (Foto: Freepik)

Tak hanya itu, China dan Singapura juga telah menerapkan regulasi digital yang lebih ketat untuk menjaga kualitas informasi. Sedangkan, Indonesia perlu merumuskan model kebijakan yang sesuai dengan karakter ruang digital nasional yang bebas, dinamis, dan inklusif.  

Meski begitu, ia mengakui wacana sertifikasi influencer bisa memicu perdebatan, terutama terkait kekhawatiran pembatasan kebebasan berekspresi. Oleh karenanya, pemerintah perlu melakukan sosialisasi dan komunikasi publik yang efektif agar kebijakan ini dipahami sebagai bentuk pembinaan, bukan pembatasan.  

“Poin pentingnya bukan sekadar mengukur kemampuan teknis influencer dalam memproduksi konten, tetapi juga memastikan pemahaman mereka terhadap regulasi, literasi digital, dan moralitas publik,” tegasnya.  

Meski mendukung, Filosa mengingatkan bahwa penerapan sertifikasi harus dilakukan secara hati-hati dan bertahap, mengingat dampaknya yang besar terhadap ekosistem digital. 

“Kebijakan ini bisa mengubah dinamika ruang digital secara signifikan. Karena itu, perlu kajian mendalam dan melibatkan berbagai pihak agar hasilnya tidak menimbulkan distorsi,” ucap Filosa.

Editor : Puti Aini Yasmin
Artikel Terkait
Nasional
4 jam lalu

Komdigi Kirim 100 Genset hingga 500 Ponsel ke Sumatra, Percepat Pemulihan Pascabencana

Internasional
4 hari lalu

Pria Ini Dipecat dari Pekerjaan gara-gara Sering Izin ke Toilet

Gadget
5 hari lalu

Mulai 1 Januari 2026, Registrasi SIM Card Pakai Verifikasi Wajah

Nasional
8 hari lalu

Buntut Konten Porno, X Bayar Denda Rp80 Juta ke Komdigi

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal