JAKARTA, iNews.id - Materi pembelajaran mengenai sifat koligatif larutan perlu untuk diperhatikan. Larutan adalah campuran antara dua atau lebih zat terlarut dan zat pelarut.
Mengutip laman Politeknik Pertanian Negeri Kupang, sifat koligatif larutan dapat diartikan sebagai sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarutnya. Melainkan, hanya bergantung pada konsentrasi zat terlarutnya.
Kata koligatif sendiri berasal dari bahasa Latin, yakni colligare yang memiliki berkumpul bersama.
Oleh karena itu, sifat ini bergantung dengan pengaruh kebersamaan (kolektif) semua partikel dan tidak pada sifat juga keadaan partikel.
Semakin banyak zat yang terlarut, semakin besar juga sifat koligatifnya. Sifat koligatif sendiri merupakan sifat yang hanya memandang kuantitas daripada kualitas.
Artinya, sifat larutan seperti rasa, warna, dan kekentalan atau viskositas menjadi sifat-sifat yang bergantung pada jenis zat terlarut.
Sifat koligatif larutan diklasifikasikan menjadi 4 kategori. Antara lain adalah penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik.
Pada sistem pelarut murni titik didih, titik beku, tekanan uap, dan tekanan osmotik hanya dapat dipengaruhi oleh molekul pelarut itu sendiri.
Dikutip dari Gramedia, tersebut berbeda dengan sistem pelarut yang terdiri dari pelarut dan terlarut. Keberadaan zat terlarut dalam suatu pelarut akan menyebabkan suatu perubahan tertentu dalam 4 sifat pelarut tersebut.
Zat terlarut volatil mengakibatkan tekanan uap jenuh larutan lebih besar dari tekanan uap jenuh pelarut. Sedangkan, zat terlarut non volatile cenderung menurunkan tekanan uap jenuh larutan.
Perubahan tekanan uap akan berdampak pada titik didih dan titik beku larutan. Sehingga, akan terjadi sifat koligatif larutan. Berikut penjelasan mengenai klasifikasi sifat koligatif larutan:
Penguapan adalah peristiwa yang terjadi saat partikel-partikel zat cair meninggalkan kelompoknya.
Semakin lemah gaya tarik-menarik antarmolekul zat cair, maka akan semakin mudah zat cair tersebut menguap.
Semakin mudah zat cair menguap, maka akan semakin besar pula tekanan uap jenuhnya.
Tekanan uap adalah jumlah atau banyaknya uap yang terbentuk di atas permukaan zat cair.
Saat partikel-partikel zat cair meninggalkan kelompoknya menjadi uap, di waktu bersamaan, uap tersebut akan kembali menjadi zat cair.
Pada tahun 1880-an, seorang ahli kimia Prancis bernama F. M. Raoult menyatakan bahwa melarutkan zat terlarut memiliki dampak turunnya tekanan uap dari pelarut.
Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut yang tidak mudah menguap. Air berkadar garam sangat tinggi tersebut terletak di daerah gurun yang sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut bebas, sehingga konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi.
Titik didih zat cair adalah suhu tetap saat zat cair mendidih. Pada suhu itu, tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Hal itu mengakibatkan munculnya penguapan di seluruh bagian zat cair.
Titik didih zat cair diukur dengan tekanan 1 atmosfer. Faktanya, titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya.
Hal itu disebabkan oleh adanya partikel-partikel zat terlarut dalam suatu larutan menghalangi peristiwa penguapan partikel-partikel pelarut.
Oleh sebab itu, penguapan partikel-partikel pelarut membutuhkan energi yang lebih besar. Adapun kenaikan titik didih disebut perbedaan titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni. Kenaikan titik didih dilambangkan dengan ΔTb.
Titik beku larutan adalah suhu ketika tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya atau titik saat mana air mulai membeku.
Titik beku normal suatu zat adalah suhu ketika zat tersebut meleleh atau membeku pada tekanan 1 atm (keadaan normal).
Titik beku pelarut murni akan turun saat suatu zat terlarut ditambahkan pada suatu pelarut murni.
Hal ini disebabkan oleh adanya molekul-molekul pelarut sulit berubah menjadi fase cair karena pergerakan partikel pelarut dihalangi oleh partikel terlarut.
Dengan demikian, larutan akan membeku pada suhu yang lebih rendah dibanding titik beku pelarut murni air.
Penurunan titik beku (ΔTf) merupakan selisih titik beku pelarut (Tfo) dengan titik beku larutan (Tf).