“Puncaknya adalah pidato SBY di Jeddah yang dengan tegas meminta status AU. Kalimat yang mirip: Kalau salah katakan salah, kalau tidak salah tolong jelaskan kenapa tidak salah,” kata Pasek.
Setelah pidato tersebut, jagat politik dan hukum dihebohkan dengan pernyataan petinggi PD yang dengan yakin menyatakan AU sudah tersangka. Anehnya surat perintah dimulainya penyidikan atau sprindik belum ada.
“Dhuuarrr tiba-tiba ada sprindik bocor yang ditekan BW dan Samad sebelum ada gelar perkara. Tekanan mentersangkakan AU makin kencang,” kata dia.
Pasek menganggap BW sosok paling bersemangat ketika langkah politik Cikeas dari Pakta Integritas, ambil alih kewenangan ketum oleh Ketua Majelis Tinggi, membuat rapimnas tanpa libatkan ketua umum, juga masih gagal lengserkan AU.
Manuver BW dalam kasus AU selama bergulir, kata Pasek, akhirnya kini makin mendapatkan jawaban yang lebih terang. Kenapa BW bersikap begitu pada AU dan begitu semangat merealisasikan gerakan Cikeas terhadap AU. Publik mulai mendapatkan gambaran soal satu barisan.
“Kalau bicara brutalitas demokrasi yang diungkapkan BW, maka justru menurut saya, ketika BW sebaga komisioner KPK bersatu frekwensi dengan keinginan Cikeas lah yang paling brutal menyingkirkan AU. Saya bicara suarakan keadilan untuk AU karena masih dalam penjara,” ujar Sekjen Perhimpunan Pergerakan Indonesia ini.