“Bahkan sepulang kerja dari kantor masing-masing, kami sempatkan untuk berdiskusi terkait masalah-masalah terkait proses penyusuan disertasi. Bahkan sering kali hingga larut malam kami masih menikmati sesi diskusi,” kata bapak dari dua anak ini.
Sementara itu, Werdiningsih mengatakan menyelesaikan disertasi di masa pandemi bukanlah hal yang mudah. Namun, ia dan piters tetap menjalankan kewajibannya sebagai mahasiswa dengan penuh semangat.
“Dari awal kami sudah berkomitmen untuk menajalani semua aktivitas dengan hati yang senang. Apa lagi di usia kami yang sudah diatas 50 tahun tentu harus bisa mengelola pikiran dengan baik. Semua dinikmati jadi tidak pernah merasa ada kesulitan,” ucap dia yang tahun ini genap berusia 55 tahun.
Werdiningsih menjelaskan, meskipun lelah mereka berdua terus membangun komitmen yang kuat untuk bisa lulus tepat waktu. Terlebih lagi proses perkuliahan di masa pandemi terkandang membuat mereka membuat beberapa penyesuaian jadwal.
“Apa lagi ketika pesawat dicancel, sehingga kami harus mencari alternatif transportasi. Karena kesibukan juga akhirnya mengambil kereta tengah malam yang tiba di Jember jam 3 pagi dan jam 8 harus langsung kuliah. Penuh perjuangan pokoknya dan kami menikmati hal itu,” tuturnya.
Ia dan suami pun merasa bersyukur karena selama menempuh kuliah dibimbing oleh dosen-dosen yang ramah dan banyak memberikan solusi, serta kemudahan setiap persoalan yang dihadapi oleh mahasiswa.
“Kami menikmati studi karena memang tujuan kami mau belajar apa lagi ditunjang juga oleh dosen Fakultas Hukum yang sangat kekeluargaan yang sangat terbuka sehingga kami betah,” tutup dia.