"Jika kondisinya terpenuhi, yaitu peningkatan pemanasan global yang tidak ditanggulangi, dan Kutub Utara mencair, maka virus itu berpotensi muncul. Itu pun baru di level potensi, belum berupa kepastian," kata Yerry, Selasa (6/6/2023).
Mengutip Jean-Michel Claverie, ahli biologi komputasi di Universitas Aix-Marseille di Perancis yang mempelajari ilmu kuno dan virus eksotis, virus dan bakteri kuno membeku di dalam lapisan permafrost prasejarah di tanah Arktik.
Peningkatan suhu bumi akibat pemanasan global menaikkan risiko, yaitu pencairan permafrost akan terus meningkat dan menyebabkan 'virus zombie' yang sudah terendam es ribuan tahun bisa bangkit kembali.
Politisi Partai Perindo, partai yang dikenal peduli rakyat kecil, gigih memperjuangkan penciptaan lapangan kerja, dan Indonesia sejahtera itu, menyebutkan, terminologi 'virus zombie' bukan seperti di film-film mengubah manusia menjadi zombie.
Dinamakan zombie karena kemampuan virus itu bertahan ribuan tahun di lapisan es, dan mampu aktif lagi jika esnya mencair.