Novel mengharapkan semua elemen yang berhubungan dengan keamanan dan juga presiden memberi perhatian lebih terhadap kasusnya yang sampai kini belum juga menemukan titik terang tersebut. Selain itu, dia juga menyatakan bahwa ancaman-ancaman terhadap penyidik KPK semestinya disampaikan ke publik.
"Tidak boleh dibiarkan. Kalau dibiarkan kemudian ini terus-menerus menjadi ancaman, saya khawatir ke depan pegawai KPK menjadi takut atau menjadi menurun keberaniannya," kata Novel.
Dia pun mengkhawatirkan para pelaku yang mengancam pegawai KPK akan semakin berani jika kasusnya tersebut tak juga diungkap. "Ini tidak boleh terjadi. Karena itu, pada kesempatan sekarang ini satu tahun penyerangan terhadap saya yang belum diungkap, saya ingin menegaskan bahwa negara tidak boleh abai karena saya dan pegawai-pegawai KPK lainnya bekerja bukan untuk pribadi. Kami bekerja untuk kepentingan pemberantasan korupsi, untuk kepentingan negara, untuk bela negara," tuturnya.
Novel disiram air keras oleh dua orang pengendara motor tak dikenal pada 11 April 2017, seusai shalat subuh di Masjid al-Ihsan dekat rumahnya. Akibatnya, mata pria itu pun mengalami kerusakan sehingga dia harus menjalani perawatan di Singapura sejak 12 April 2017. Novel adalah salah satu penyidik senior KPK yang antara lain menangani kasus korupsi dalam pengadaan KTP elektronik (e-KTP).