“Virusnya sebenarnya bukan sudah tidak ada, tetapi masih ada. Karena itu, kita harus lihat pengalaman negara lain yang euforia tidak pakai masker, tetapi (kasusnya) muncul lagi. Mudah-mudahan di kita jangan sampai seperti itu,” tutur dia.
Meski demikian, Yulia menilai ruang terbuka lebih aman untuk melepas masker dibanding dengan ruangan tertutup. Sebab, penularan virus Covid-19 berasal dari droplet virus di udara.
“Kita sudah pelajari lama dan melihat bahwa virus (Covid-19) menular di udara lewat droplet. Droplet ketika di udara terbuka mudah terencerkan oleh angin dan matahari,” ujar dia.
Virus yang keluar dalam ruang terbuka akan mengering dari paparan sinar matahari sehingga tidak bisa hidup. Sedangkan, di ruang terbuka droplet akan sulit mati.
Namun, Yulia tetap menjelaskan tidak semua ruang terbuka aman untuk membuka masker. Ia mencontohkan ruang terbuka yang padat juga memiliki potensi penularan virus yang tinggi, seperti di pasar hingga tempat konser.
"Kalau di luar ruangan yang cukup padat, misalnya di pasar, terminal, nonton konser, atau nonton sepakbola, dengan jumlah orang yang cukup berdekatan, tetap harus pakai masker. Kalau jalan bersama 3-5 orang itu masih bisa buka masker, asal jaga jarak,” ucap Yulia.