Menurutnya, pergantian ini merupakan hal biasa. Dia menuturkan, setiap kader harus bersedia di tempatkan di mana saja. Maka itu, dia berharap Mahyudin bisa menerima dengan lapang dada keputusan rapat pleno.
"Ketum sudah berbicara dengan Pak Mahyudin, harusnya Pak Mahyudin bisa memahami apa yang menjadi alasan partai," katanya.
Nama Titiek sendiri sebagai salah satu pimpinan MPR sudah muncul sejak 2014. Nama Titiek masuk dalam paket pimpinan MPR versi Koalisi Merah Putih (KMP). Selain Titiek dalam paket itu ada Nurhayati Assegaf dari Fraksi Partai Demokrat, Zulkifli Hasan dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Hidayat Nur Wahid dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Ahmad Muqowam dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Namun, Titiek batal menduduki kursi salah satu pimpinan MPR. Sebaliknya, dari Fraksi Partai Golkar menyodorkan Mahyudin untuk posisi yang awalnya akan diisi oleh Titiek.