Alasan yang cenderung masih sangat relevan saat ini yakni karena baik Ganjar maupun Anies belum memiliki kepastian politik untuk maju dalam bursa Pilpres 2024.
Untuk Ganjar, tiket dari PDI Perjuangan pun masih belum kunjung didapatkannya secara resmi. Termasuk dengan Anies yang masih belum pasti apakah PKS, NasDem, dan Demokrat tetap solid mengusungnya di Pemilu 2024 nanti.
Ketidakpastian ini menurut Arif sangat berpotensi memicu kegamangan para pendukung dan simpatisan. Salah satunya yakni hengkangnya relawan Ganjar Pranowo Mania (GP Mania) pimpinan Immanuel Ebenezer dan mengubahnya menjadi Prabowo Mania 08.
"Kedua, pencalonan Ganjar dan Anies tidak kunjung pasti. Ketidakpastian ini memicu hengkangnya beberapa organ relawan Jokowi yang mendukung Ganjar dan arus balik pemilih Anies kembali ke Prabowo," tuturnya.
Selanjutnya, alasan lainnya yakni terkait dengan sepak terjang Prabowo Subianto di pemerintahan Presiden Joko Widodo. Sehingga banyak kalangan pemilih masih menempatkan diri sebagai pemilih loyal Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu.
"Ketiga, membaiknya persepsi pendukung Prabowo terhadap sikap bergabungnya Prabowo ke dalam pemerintahan. Keempat, kunjungan dan kegiatan Prabowo ke beberapa provinsi pada waktu lalu juga diduga menuai simpati dan dukungan terhadapnya," ucapnya.
"Kelima, kinerja Prabowo sebagai Kemhan. Diduga juga ada hubungan simetris antara kinerja Prabowo dengan TNI yang memeroleh kepercayaan tertinggi dari publik," kata Arif.
Survei dilakukan dalam rentang waktu 14-23 Februari 2023 dengan melibatkan 1.230 responden di 34 provinsi di Indonesia. Teknik pengumpulan datanya menggunakan multistage random sampling dengan margin of error (MoE) sekitar 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.