JAKARTA,iNews.id - Partai politik memiliki peran penting dalam proses pembentukan pemerintahan. Sistem Presidensial yang multipartai cenderung menghasilkan koalisi pemerintahan yang rapuh.
Untuk itu, diperlukan ketokohan yang mumpuni agar koalisi pemerintahan kelak berjalan solid demi mewujudkan cita-cita negara.
Peneliti Litbang Sin Po Syahrial Mayus mengatakan, ketokohan Ketua Umum atau elite parpol menjadi kunci. Syahrial kemudian menyampaikan bahwa dari sembilan Ketua Umum Parpol, ketokohan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berada paling puncak.
Merujuk hasil survei Litbang Sin Po yang dilakukan dalam rentang waktu 25 Juli – 2 Agustus 2022, Ketokohan Prabowo sebesar 71,8 persen.
"Survei ini mencari tahu tentang kesan apa yang muncul dalam benak responden yang dalam pertanyaan terbuka disebutkan nama-nama partai politik," sebut Syahrial kepada wartawan, Rabu (28/9/2022).
"Pertanyaannya, kesan apa yang muncul di benak bapak/ibu/saudara/I, saat disebut nama Gerindra, itu yang muncul Prabowo 71,8 persen, Kepala Garuda 5,4 persen, Berjiwa Nasionalis 3,7 persen dan seterusnya," ujar Syahrial.
Selanjutnya, pertanyaan yang sama kepada partai-partai lain. Saat disebut PDIP, muncul nama Megawati 40,4 persen, Kepala Banteng 18,4 persen, Jokowi 14,6 persen. Saat mendengar kata Golkar, muncul Pohon Beringin 35,6 persen, Soeharto 15,1 persen, Warna Kuning 8,2 persen.
Nasdem: Surya Paloh 46,1 persen, Warna Biru 10,0 persen, Partai Biru 9,5 persen. PKS; Partai Islam 71,1 persen, Ahmad Syaikhu 3,8 persen, Partai Baru 3,0 persen. PPP; Partai Islam 50,6 persen, Lambang Ka’bah 32,8 persen, Partai Baru 3,4 persen. PAN; Amin Rais 39,6 persen, Partai Islam 16,4 persen, Partai Muhammadiyah 6,9 persen. Demokrat; Susilo Bambang Yudhoyono 71,6 persen, AHY 6,9 persen, Partai Korupsi 2,1 persen
Berikut urutan ketokohan masing-masing Ketua Umum/Elite Parpol:
Prabowo Subianto 71,8 persen
Susilo Bambang Yudhoyono71,6 persen
Surya Paloh 46,1 persen
Megawati 40,4 persen
Amien Rais 39,6 persen
Soeharto 15,1 persen
Ahmad Syaikhu 3,8 persen
Yang unik, menurut Syahrial, nama Jokowi masih belum menempel ketat di PDIP. Malah yang muncul sebagai tokoh utama di PDIP masih Megawati. “Ini artinya, hitam putihnya PDIP bukan di tangan Jokowi,” tutur Syahrial.
“Lebih uniknya, walaupun Amien Rais sudah tak lagi di PAN, namun nama Amien Rais masih sangat kuat menempel di PAN,” kata Syahrial.
Hampir sama dengan PAN, Golkar yang muncul justru Pak Harto.
“Artinya, sejak Golkar ada, belum ada tokoh yang muncul mampu menandingi ketokohan Pak Harto,” sebut Syahrial.
“Eksistensi pemimpin politik dianggap penting, karena keberadaannya sangat dibutuhkan di setiap aktivitas politik,” ujar dia.
Ketokohan Prabowo saat ini yang mumpuni dan melampaui Ketokohan Ketum Parpol lainnya ini, menurut Syahrial, dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mempersatukan kubu-kubu politik.
“Ini pertanda baik untuk membentuk koalisi permanen. Jika koalisi Gerindra mampu menghantarkan Prabowo sebagai presiden, maka variabel ketokohan ini akan sangat berpengaruh kepada efektivitas kinerja pemerintahannya kelak. Tentu ini juga akan membuat anggota koalisi merasa nyaman,"katanya.
Metodologi Survei
-Waktu Pengumpulan data : 25 Juli – 02 Agustus 2022.
- Metode sampling : multistage random sampling
-Jumlah responden sebesar 1.200 responden dengan Confidence Interval/margin of error sebesar ± 2,83 persen. Confidence Level/ tingkat kepercayaan sebesar 95,0 persen.
-Usia responden yang dijadikan sampel adalah 17 tahun ke atas atau sudah menikah.
-Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka langsung dengan responden menggunakan kuesioner.