Dari survei yang dilakukan LSJ, juga diketahui efek Ketua Umum Parpol maju sebagai Calon Presiden memberikan efek ekor jas pada partai. Seperti Partai Gerindra yang sejak Pemilu 2009 hingga 2019 selalu memajukan tokoh sentralnya Prabowo Subianto, terus mengalami kenaikan suara yang cukup signifikan.
"Pada Pemilu 2009 ketika Prabowo menjadi cawapres, Partai Gerindra baru memperoleh 4,46%. Lantas pada Pemilu 2014 saat Prabowo maju sebagai capres suara Partai Gerindra melejit menjadi 11,81%. Begitu pula ketika pada Pemilu 2019 Prabowo maju lagi sebagai capres, suara Partai Gerindra naik lagi menjadi 12,57% dan menjadi runner up mengalahkan Partai Golkar dan Partai Demokrat yang tidak ikut nyapres," ujarnya.
Feri mengatakan, efek ekor jas dari pencapresan Prabowo terbukti telah mengungkit perolehan suara Partai Gerindra dari pemilu ke pemilu. Para calon pemilih atau konstituen partai besar lain khususnya Partai Golkar dan Partai Demokrat rupanya belajar dari kisah sukses Partai Gerindra tersebut sehingga kini mereka tak rela tiket capres partainya dimanfaatkan oleh tokoh di luar partai.