Dunia kerja, lanjut dia juga para pimpinan harus membuat skala prioritas dan memilih bidang-bidang pekerjaan mana yang membutuhkan kehadiran pegawai dan mana yang bisa dilakukan dari rumah atau work from home (wfh).
Potensi penularan Covid-19 dinilai terjadi jika semua dipaksakan kerja di kantor dan kemungkinan banyak orang yang terpapar virus tersebut sehingga memengaruhi peningkatan kasus positif Covid-19.
Dia juga menyampaikan, kalangan profesional harus mengubah kebiasaan berkumpul di kafe bersama teman atau kolega. Pertemuan yang biasa dilakukan setiap hari atau sepekan sekali, bisa diubah menjadi sebulan atau dua bulan sekali. Bahkan, tidak sama sekali sehingga bertemu secara virtual.
"Relevansi serta korelasi positif antara hijrah dan pandemi Covid-19 ini nyata, sehingga dapat dirasakan saat ini," ucapnya.
Kemudian dia juga mengingatkan, kewajiban muslim untuk tetap menjaga lima hal saat pendemi Covid-19, yakni hifz al-din atau menjaga agama, hifz al-nafs atau menjaga jiwa/nyawa, hifz al-aqal atau menjaga akal, hifz al-nasal atau menjaga keturunan dan hifz al-maal atau menjaga harta.
Sementara penanggulangannya, lanjut dia, pertama, peduli teknologi karena dalam situasi pandemi memaksa siapapun harus mampu menguasai menggunakan perangkat dan teknologi digital untuk mempermudah kepentingan pemenuhan urusan privat maupun publik.
Kedua, peduli lingkungan, terutama kesehatan dan keselamatan bersama. Disiplin terhadap protokol kesehatan dan kebijakan yang ditetapkan pemerintah sebagai pemegang otoritas dalam penanggulangan pandemi Covid-19.
Ketiga, peduli sosial di mana sikap empati terhadap penderita Covid-19 yang harus terus dipupuk. Dengan melakukan gerakan sosial dan kemanusiaan yang dapat meringankan beban bagi penderita dan keluarganya.
Keempat, peduli spiritual artinya kualitas ibadah makin ditingkatkan melalui berbagai ritual dan doa sesuai dengan ajaran agama dalam menghadapi tatanan kehidupan baru yang terus berubah.
Kelima, peduli perubahan dengan melakukan adaptasi terhadap lingkungan dan budaya akibat pandemi Covid-19. Mulai dari mengubah pola hidup, berpikir, berkomunikasi dan berinteraksi tanpa kehilangan jati diri.
"Upaya-upaya penanggulangan tersebut merupakan hikmah dari peristiwa hijrah sekaligus blessing in disguise bagi umat manusia," katanya.