Ia menegaskan, operasional tambang baru akan kembali dibuka setelah hasil audit selesai dan langkah-langkah perbaikan dinyatakan aman. Menurutnya Pemerintah ingin memastikan bahwa aktivitas penambangan tidak menimbulkan risiko keselamatan bagi pekerja maupun kerusakan lingkungan di sekitar area tambang.
Untuk diketahui, longsor lumpur bijih basah terjadi pada 8 September 2025 lalu sekitar pukul 22.00 WIT. Akibat kejadian itu, tujuh pekerja terperangkap di area tambang bawah tanah. Lima di antaranya merupakan kru PT Redpath Indonesia dan dua lainnya kru elektrik PT Cipta Kontrak di bawah Divisi Operation Maintenance PTFI.
PT Freeport Indonesia menghentikan seluruh aktivitas di area tersebut untuk memfokuskan upaya pencarian korban. Setelah dilakukan pencarian intensif selama hampir satu bulan, pada 6 Oktober 2025 seluruh korban berhasil ditemukan dalam keadaan tak bernyawa dan proses evakuasi dinyatakan selesai.