"Semenjak saya pensiun dini, sudah lebih dari 35 perwira TNI yang kami tolak ketika mereka minta bergabung. Baik saya maupun Mas AHY, tidak ingin mereka keluar dari TNI karena kecewa dan emosi. Bagi kami, keluar dari TNI harus riang gembira, karena tujuannya tetap sama, membangun TNI dan bahkan negara," ujar dia.
Dia mengaku memahami tak sedikit perwira berbakat yang kariernya terhambat karena model karier di TNI segitiga piramid. Akan tetapi, menurut dia, prajurit yang ingin keluar dari TNI harus mampu mengembangkan diri.
"Makin ke atas makin mengecil ruangnya. Untuk itu diperlukan keberanian untuk menyiapkan karier kedua di luar TNI. Tetapi syaratnya, harus dengan kesadaran membangun kapasitas baru selain militer," tutur dia.
Menurut dia, AHY saat itu setuju dengan pemikirannya. Dia menuturkan, AHY ingin perwira TNI yang keluar dari militer harus sukses di kariernya yang baru.
"Tidak boleh perwira bagus keluar dari TNI, malah nanti sia-sia. Orang-orang akan mencemoohnya. Sebaliknya, kalau orang seperti dia sukses, baru perwira lain punya contoh dan gambaran masa depannya kalau keluar dari TNI," kata Iftitah menirukan pernyataan AHY.
Belakangan, Iftitah mengetahui pilot pesawat yang meminta foto bersama AHY merupakan Wamildan Tsani Panjaitan. Dia mengaku gembira ketika mendapat informasi Tsani ditunjuk sebagai direktur utama Garuda Indonesia pada November 2024 lalu.
"Saya pun ikut senang. Sudah lama kita mendengar suara-suara rakyat, mengapa maskapai kebanggan kita ini terancam bangkrut, padahal sepertinya penumpangnya banyak dan harga tiketnya juga tidak murah. Kita doakan, di tangan Patriot Bapak Wamildan Tsani, Garuda Indonesia kembali menjulang tinggi," tutur Iftitah.