Sedangkan Safari Fajar, Zul menjelaskan, merupakan bagian dari program keagamaan Kota Solok. Kegiatan ini diawali dengan salat Subuh berjamaah dan dilanjutkan dengan dialog bersama jamaah.
"Kegiatan ini dilakukan setiap hari Jumat, secara bergiliran dari satu masjid ke masjid lainnya yang dipimpin langsung Wali Kota. Selain menyampaikan informasi ke masyarakat, kegiatan ini juga dalam rangka menjemput aspirasi masyarakat," tuturnya.
Pemkot Solok juga menggelar Festival Serambi Madinah. Dalam acara tersebut, dilombakan empat cabang di antaranya Tahfidz Hadist, Pemilihan Da'i Cilik (Pildacil), Bintang Qasidah dan Qasidah Rebbana serta MTQ tingkat Provinsi Sumatera Barat. "Melalui MTQ tingkatkan ketakwaan dan amal kebaikan menuju Solok Kota Beras Serambi Madinah," kata Zul.
Terobosan kedua soal pemerintahan. Dia menyebutkan, setelah tiga tahun dicanangkan sejak 2016, terobosan tersebut sudah membuahkan hasil. Yakni, Pemkot Solok mendapat nilai B terkait evaluasi akuntabilitas kinerja pemerintah (AKIP), nilai evaluasi penyelenggaraan pemerintah daerah (EKPPD) sangat tinggi, Indeks e-government 2, tingkat kematangan implementasi SPIP level 3 dan Opini WTP tiga tahun berturut-turut.
"Alhamdulilah kita opini WTP tiga tahun berturut-turut," ujar Zul.
Dalam capaian indikator makro tahun 2018, pertumbuhan ekonomi di Kota Solok tercatat 5,85 persen. Sedangkan indeks pembangunan manusia (IPM) 77,89 persen, angka kemiskinan 3,3 persen dan angka harapan hidup 73,14 tahun.
Zul mengaku tak menggunakan kendaraan dinas baru sebelum angka kemiskinan turun. "Sampai sekarang kendaraan dinas baru tidak digunakan karena saya berjanji akan menurunkan angka kemiskinan di Kota Solok dahulu," katanya.