“Anak-anak langsung panik. Kami buru-buru masuk mobil tanpa sempat bawa barang. Tapi saat sudah di dalam, mobil kami digedor, dipukul, bahkan dilempari batu. Anak-anak kami mengalami trauma,” katanya dengan nada penuh trauma.
Merespons peristiwa yang viral di media sosial ini, Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sukabumi, Ujang Hamdun mengatakan bahwa bangunan tersebut bukanlah gereja, melainkan vila yang digunakan sebagai tempat ibadah.
“Beberapa kali masyarakat sudah menegur pengelola vila tersebut, namun tidak diindahkan. Kami mengimbau masyarakat tidak mudah terprovokasi dan tetap menjaga keharmonisan umat beragama,” ujarnya.
Dia mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kerukunan dan tidak mudah terprovokasi informasi yang belum tentu benar.